Mengenal Masjid Al Ihsan,

Masjid Al Ihsan Salah Satu Masjid Tertua di Kabupaten Kampar

Masjid Al Ihsan Salah Satu Masjid Tertua di Kabupaten Kampar
Mahasiswa UIN Suska Riau saat melaksanakan KKN .di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar-Riau

DEWANATANEWS.COM, KAMPAR -- Masjid Al-Ihsan terletak di Kecamatan Kuok tepatnya di Dusun Pulau Terap Tengah Desa Pulau Terap persis disebelah Kantor Desa. Dahululunya di Desa Pulau Terap hanya terdapat surau-surau atau masyarakat sering menyebutnya dengan nosa. Namun untuk keseragaman ibadah dan Sholat Jum’at maka pada tahun 1905 M dibangunlah Masjid Al-Ihsan oleh pemimpin kampung pada masa itu yang disebut dengan Datuk Palo Bahari (baca: Datuk Palo Bari).

Dari wawancara dengan salah seorang tokoh masyarakat setempat, yakni Syaipul, diketahui kalau pada awalnya masjid ini berbentuk panggung dengan lantai papan dan atap yang berbentuk limas serta tiang-tiang dari kayu yang miring tanpa paku. Namun kini tiang-tiang tersebut telah dibalut oleh semen beton.

Ket Foto : Masjid Tertua  terletak di Kecamatan Kuok tepatnya di Dusun Pulau Terap Tengah Desa Pulau Terap persis disebelah Kantor Desa.

"Sekitar tahun 1930-1939, tersebutlah saudagar kaya putra negeri yang Bernama Datuk H. Muhammad Arief yang sukses berdagang ke Semenanjung Malaya yaitu Malaysia dan Singapura. Pada saat itu Datuk H. Muhammad Arief adalah pedagang sukses yang berteman dengan raja siak pada masa itu. Beliau membangun rumah bergaya arsitektur Eropa dua lantai yang masih terawatt sampai saat ini dengan mendatangkan tukang-tukang dan ahli bangunan china dari Singapura. Hal ini lah yang menjadi asal mula pemugaran bangunan Masjid Al-Ihsan dari bentuk panggung ke lantai serta perluasan bangunan masjid," jelas Dia.

Setelah pembangunan rumah eropa tersebut selesai, tukang-tukang dan ahli bangunan tersebut langsung diarahkan untuk pemugaran masjid. Hal tersebut digagas oleh Datuk H. Muhammad Arief, Datuk Bokagh, orang-orang kaya kampung lainnya, dan masyarakat. Konon kabarnya biaya pembangunan masjid berasal dari tokoh-tokoh tersebut dan telah dibagi perpetaknya. Selama pemugaran berlangsung telah menewaskan satu orang tukang dari Malaya tersebut karena terjatuh dari kubah masjid.

Pemugaran masjid ini notabene masih terbuat dari kayu selain selain atap dan hanya memperluas bangunan masjid tanpa menambah, mengurangi, maupun mengubah bentuk aslinya. Terutama ornament-ornamen yang ada pada masjid tersebut seperti: mimbar yang hanya berubah pada cat, atap model limas, ukiran pada ujung atap, dinding papan, menara, dan papan petunjuk waktu sholat yang masih menggunakan kapur. Akan tetapi pada tahun 2008 terjadi pergantian atap dan plapon serta tiang kayu yang dibalut dengan beton.

"Hal yang tidak kalah menarik dari Masjid Al-Ihsan adalah adanya kulah atau tempat menampung air untuk berwhudu yang mana kulah ini dulunya menjadi tempat bagi orang tua untuk memandikan anaknya yang sembuh dari sakit sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Selain itu, masjid ini juga pernah beberapa kali dikunjungi oleh Buya Hamka yang mana pada saat itu Buya Hamka menginap di rumah eropa milik Datuk H. Muhammad Arief. Hal ini dibuktikan dengan puisi karya Buya Hamka yang berjudul Sungai Kampar pada tahun 1946," pungkasnya.

Adapun Mahasiswa UIN Suska yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di lokasi ini adalah  Nabilah Nidyastari,Ibtihal Natiqah,Qurrata A’yuni, Rahmi Safitri,Sarah Anifah Apriani, Rane Ramadhani, Dini Apriani Putri, Irma Safitri, Maisyaroh, Rezky Alfakhri, M. Rezki, Mulya Dian Mahendra, Afdhol Ramadhan RS, Arif Munanda**(no)

#Wisata

Index

Berita Lainnya

Index