Talas Ungu Rohil Jadi Icon Produk Unggulan di Riau, Ini Harapan Kadis PTPH Riau Untuk Petani Rohil

Talas Ungu Rohil Jadi Icon Produk Unggulan di Riau, Ini Harapan Kadis PTPH Riau Untuk Petani Rohil
Kadis dan Jajaran Pejabat DinasPTPH Riau Foto Bersama Peserta Forum Group Discussion (FGD), di Hotel Batiqa Pekanbaru, Selasa (24/10/2023).

DEWANATANEWS.COM, PEKANBARU - Untuk mendiskusikan hal-hal yang berkenaan dengan peluang Ekspor terkhusus komoditi Talas Ungu Kabupaten Rokan Hilir, sehingga eksportnya dapat berjalan ancar dan baik, digelar Forum Group Discussion (FGD), di Hotel Batiqa Pekanbaru, Selasa (24/10/2023).

Ir Dasmai Dawati dalam Laporan Panitia menyampaikan bahwa  FGD bertajuk Peluang Usaha Ekspor Komoditi Talas Ungu Kabupaten Rokan Hilir ini di ikuti oleh dari Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Riau, Balai Standarisasi Instrumen Pertanian Riau, UPT Badan Karantina Riau, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Rokan Hilir, Pengusaha Eksportir Talas Ungu di Rokan Hilir, KA UPT dan Fungsional Terkait Lingkup  Dinas pangan   TPH Provinsi Riau,  PPL dan  Petani  Talas Ungu dari Kecamatan Sinaboi Rokan Hilir.

"Dengan total jumlah peserta 39 orang,  kegiatan ini berlangsung satu hari, untuk moderator FGD Kabid Tanaman Pangan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau Wisnu Handana STP , jelasnya.

Kepala Dinas PTPH Provinsi Riau Ir Syahfalefi MSi saat membuka FGD mengatakan, sebagaimana arahan Gubernur Riau, dengan pertimbangan potensi dan peluang yang cukup besar baik untuk memenuhi kebutuhan ekspor juga olahan tepung talas dalam negeri, komoditi talas ungu dijadikan komoditas khusus di Riau selain Padi, Jagung dan Kedelai yang merupakan komoditas.

Untuk bisa bersaing di tingkat Nasional, kata Syahfalefi, maka talas ungu harus ditingkatkan produksi, mutu, nilai tambah dan daya saingnya melalui pengembangan luas tanam, pengembangan perbenihan, teknologi pasca panen, pengolahan dan pemasaran serta akses pembiayaan.

"Hal ini tentu diperlukan perencanaan yang komprehensif dan masukan dari berbagai pihak yang terkait. Bahwa melalui APBD Provinsi Riau sudah mulai di programkan dan mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian baik dari Badan Karantina dan Ditjen Tanaman Pangan serta Badan Standardisasi Kementerian Pertanian," jelasnya.

Dia melanjutkan, kita juga banyak belajar pada penanganan pangan masa pandemi Covid-19. Di Provinsi Riau pada awal masa pandemi covid-19 merasa sangat khawatir dengan pemberlakuan pembatasan aktifitas sosial dan perekonomian akan mempengarunhi distribusi dan pasokan pangan, karena hampir semua bahan pangan pokok strategis defisit dan perlu mendatangkan dari daerah lain.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa produksi beras kita baru mencukupi sekitar 25 - 30 Yo konsumsi penduduk Riau. Berkat kerjasama antar daerah Neraca Bahan Pangan kita, ketersediaan tetap surplus dan inflasi dapat terkendali dengan baik. Peningkatan Ketersediaan ini juga berdampak pada Indeks Ketahanan Pangan pada tahun 2022 mencapai 67,59 atau meningkat 8,4 Yo dari capaian tahun 2019, dapat dicapai diantaranya melalui upaya peningkatan Cadangan Pangan Pemerintah dari 140,7 ton pada tahun 2019 menjadi 185,2 ton atau meningkat 31,6," urainya.

Dia menambahkan, pada tahun 2022, peningkatan ketersediaan pangan melalui produksi dan pasokan dari daerah lain melalui fasilitasi kerjasama antar daerah, keterjangkauan/akses pangan melalui fasilitasi distribusi, stabilitasi harga dan pasar, pemanfaatan pangan melalui diversifikasi pangan sebagai upaya penyediaan pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

Sebagaimana data yang dirilis BPS, bahwa sektor pertanian pada masa pandemi covid-19 ini justru pertumbuhannya positif dan tertinggi di banding dengan sektor-sektor lainnya. Hal ini dapat dijadikan momentum untuk terus meningkatkan ketersediaan pangan dari produksi sendiri.

"Oleh sebab itu sebagaimana tujuan pembangunan pertanian selain untuk kemandirian dan peningkatan ketahanan pangan juga harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.

Lebih lanjut Dia memaparkan bahwa dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, pembangunan pertanian di Riau difokuskan pada peningkatan produksi dan produktivitas yang berkelanjutan. Berkat upaya kita tersebut, capaian Nilai Tukar Petani (NTP) Riau pada September 2023 mencapai 151,26 dan tertinggi pertama secara nasional, meningkat 42,17 Yo dari capaian tahun 2019 yang baru mencapai 106,39.

"Kontribusi terbesar Peningkatan NTP yang tersebut dari Sektor Perkebunan namun untuk Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan dan Perikanan masih perlu ditingkatkan. Peningkatan NTP tesebut berdampak langsung kepada penurunan tingkat kemiskinan, menjadi 6,84”4 pada tahun 2022 dan lebih baik dariq capaian nasional (9,5790). Penurunan kemiskinan ini telah mendekati target RPJMD 2019-2024, yaitu menurunkan kemiskinan hingga 6,28 persen di tahun 2024," ujarnya.

Capaian ekspor komoditas pertanian Provinsi Riau juga sangat menggembirakan, pada tahun 2019 tercatat 41,1 T meningkat pada tahun 2022 sebesar 54,6 T, termasuk di dalamnya komoditas talas yang di produksi dari Sinaboi Kab. Rokan Hilir, hal ini juga menjadikan Riau semakin unggul sebagaimana Visi RIAU BERSATU (Terwujudnya Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, Bermartabat, dan Unggul di Indonesia), sekaligus mendukung dalam mewujudkan Program GRATIEKS (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) dari Kementerian

Oleh karena potensi pengembangan talas ungu dan peluang pasar yang cukup besar, dengan mencermati tantangan ke depan juga semakin besar, diantaranya peningkatan jumlah penduduk.

Perubahan iklim dan ketersediaan lahan. Pada tataran global saat ini, isu-isu pertanian tidak lagi terbatas pada lingkup nasional, tetapi sangat terkait dengan isu-isu global, seperti krisis pangan, energi, air, ancaman pandemi global, tantangan perubahan iklim. Hal ini merefleksikan bahwa kondisi pangan dan pertanian global di masa depan penuh dengan ketidakpastian. Maka perlunya kita fokus dalam pembenahan system produksi.

Penguatan system produksi dan daya saing, penguasaan pasar dan perluasan system produksi.

Kadis  pertanin berharap kepada para petani talas unggu terus bisa melakukan inovasi dan peningkatan produksi talas unggu sehingga menjadi bagian komoditi ekspor  dan menjadi produk unggulan di provinsi riau, harapnya. *** Red

Berita Lainnya

Index